Sindrom Titanic

Minggu 12 April 1912, pukul 23.40 ( waktu kapal ),TITANIC, kapal uap penumpang terbanyak dan termewah yang pernah dibuat sepanjang masa itu, tenggelam di laut Atlantik setelah menabrak gunung es dalam perjalanan perdana dari Southampton menuju New York.
Titanic merupakan rancangan hebat dan dilukiskan sebagai lambang kebanggaan bangsa Inggris. Banyak yang berkata, Titanic takkan mungkin pernah tenggelam. Sangat mengenaskan. Uniknya, karena dianggap takkan mungkin tenggelam, hanya sedikit perahu sekoci yang tersedia. Akibatnya, sekitar 1.503 penumpang tewas tenggelam di perairan es, termasuk para hartawan dan kaum bangsawan Inggris.

Kemampuan Inggris membuat Titanic mengisyaratkan kehebatan mereka di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Para insinyurnya pastilah amat handal, sangat memahami hukum – hukum fisika, kimia, serta disiplin ilmu lainnya.
Mereka adalah para ahli yang mengerti seluk beluk alam semesta beserta keteraturan, dan kesempurnaannya. Tidak heran jika mereka mampu memanfaatkan apa yang ada di alam untuk membuat karya teknologi hebat, termasuk kapal raksasa Titanic.

Namun pengetahuan tentang rahasia alam yang sempurna ini tak sampai membuka mata hati mereka akan kebesaran Penciptanya. Mereka terlalu sombong dan angkuh, sehingga mengatakan Titanic sebagai “unshinkable”, dan melengkapinya hanya dengan sedikit perahu penyelamat kecil. Begitulah, kapal yang digelari anti tenggelam, justru karam ditelan air setelah menabrak gunung es, air beku raksasa.

Saat ini pun, sindrom titanic masih sering terjadi disekitar kita, tidak perlu jauh –jauh, aq juga pernah mengalaminya.
Sindrom puas diri, menganggap diri paling hebat, dan merasa kita pasti dapat mengatasi segalanya.

Biasanya hal – hal ini tidak akan pernah terasa bila qta sedang jaya – jayanya, justru di saat qta terkapar, terpuruk, tergolek tak berdaya, rasa itu datang. Tapi itu lebih baik daripada rasa itu tidak pernah datang sama sekali. Bukti bahwa Sang Pencipta masih care pada qta. Tuhan menegur qta dengan caranya yang unik dan tidak terpikirkan oleh qta.
So … yuk qta sama – sama memerangi sindrom titanic pada diri kita sendiri, salah satu caranya mungkin dengan lebih rajin berdoa / sembahyang, betul tidak ?!